Life Plus

Selasa, 05 Mei 2009

MERAIH SENYUMAN ILAAHI



Ada seorang murid mengadu kepada gurunya. Pasalnya, ia tidak dapat tidur nyenyak di malam hari, malam yang panjang telah membuatnya tidak nyaman. Ia bertanya kepada gurunya, gerangan apakah yang menyebabkan ia tak bisa tidur. Alih-alih menjawab pertanyaan muridnya, sang guru malah menasihatinya, ”Wahai anakku, Allah memiliki anugerah pada waktu malam dan siang hari. Dia akan membenarkan hati yang tidak tertidur dan menyalahkan hati yang tertidur. Bentangkanlah dirimu untuk mendapatkan pemberian-pemberian tersebut.” Mendengar hal itu, si murid menukas, ”Wahai guru, engkau telah memberikan pelajaran untuk hidupku agar aku tidak dapat tidur pada malam hari dan siang hari semampuku.”

Hikmah apa yang dapat kita petik dari dialog tersebut? Dengan sangat bijak, sang guru menasihati untuk mengisi malam panjang muridnya dengan bermunajat dan meendahkan diri di hadapan-Nya. Karena berbagai anugerah akan dibagikan kepada orang-orang di kegelapan malam, melakukan shalat tahajud, bersimpuh di atas sajadah, bermuhasabah. Allah swt mencintai hamba-hamba-Nya yang mengerjakan shalat malam. Ingat, apabila Allah mencintai hamba-Nya, maka Dia akan memperhatikan apa yang diucapkan hamba-Nya, Dia akan memperhatikan hal-hal baik yang diucapkan hamba-Nya, Dia akan melihat tangannya ketika bersedekah, melihat kakinya ketika berjalan menuju kebaikan, dan ketika sang hamba memohon kepada-Nya, Dia akan mengabulkannya, Dia akan memberikan perlindungan-Nya. Itulah cinta sejati dari sang Kekasih kepada kekasih-Nya.

Al-Fudhail bin Iyadh suatu ketika memegang tangan al-Husain bin Ziyad, lalu berkata, ”Wahai Husain, Allah swt turun setiap malam ke langit dunia, kemudian berfirman: ’Berdusta orang yang menganggap dirinya kekasih-Ku tetapi ketika malam telah gelap ia tidur meninggalkan-Ku. Bukankah setiap orang yang bercinta akan menyediri dengan kekasihnya? Inilah Aku, muncul menemui kekasih-Ku apabila malam telah gelap. Besok Aku akan menyejukkan mata kekasih-Ku di surga.”

Rasulullah saw lah yang mengatakan, Allah swt akan tersenyum dan merasa senang kepada orang yang mengerjakan qiyamul lail. Diriwayatkan dari Abu Darda ra, ia mengatakan Rasulullah saw pernah bersabda, ”Ada tiga macam kelompok manusia, Allah suka kepada mereka, tersenyum dan merasa senang terhadap mereka. Yaitu, orang yang ketika muncul sekelompok orang ia ikut berperang dengan jiwanya di belakangnya karena Allah Azza wa Jalla. Mungkin saja ia terbunuh atau dimenangkan oleh Allah dan Dia mencegahnya dari pembunuhan. Allah berfirman, ”Lihatlah hamba-Ku ini, betapa ia telah sabar dengan jiwanya karena Aku.” Kedua, orang yang memiliki istri cantik atau memiliki tempat tidur yang lembut dan bagus, kemudian ia bangun untuk shalat malam, Allah berfirman, ”Ia meninggalkan kesenangan dan mengingat-Ku. Andaikan ia berkehendak ia akan tidur.” Ketiga, orang yang sedang bepergian, bersamanya orang-orang yang berkendaraan. Mereka terjaga kemudian tidur, tetapi ia (sendiri) bangun (untuk shalat) pada akhir malam, dalam keadaan susah dan senang.” Hr. Thabrani.

Orang yang memperoleh senyuman Allah tidak akan pernah mendapatkan siksa. Nabi saw bersabda, ”Apabila Allah tersenyum pada seorang hamba, maka ia tidak akan dihisab.” Hr. Ahmad dan Abu Ya’la. Asyiknya lagi, Allah akan memberi ganti kepada orang yang mengerjakan qiyamul lail -yang telah meninggalkan istrinya- dengan menggantinya dengan istri-istri bidadari yang banyak di surga. Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin meriwayatkan bahwa, Azhar bin Tsabit at-Taghlibi berkata, ”Ayahku termasuk orang yang selalu bangun pada pekatnya kegelapan malam untuk berdiri menghadap Allah. Ayahku pernah mengatakan: ’ Dalam mimpi aku perna melihat seorang wanita yang tidak seperti wanita di dunia ini. Aku berkata kepadanya, ’Siapakah kamu?’ Ia menjawab, ’Aku adalah bidadari, hamba wanita Allah.’ Aku berkata kepadanya, ’Menikahlah engkau denganku.’ Ia menjawab, ’Pinanglah aku kepada Tuhanku dan berikan mahar kepadaku.’ Aku bertanya kepadanya, ’Apa mahar untukmu?’ Ia menjawab, ’Shalat tahajud yang lama.”

Dalam kitab Ikhtiar al-Ula karya Ibnu Rajab ditulis bahwa, ada sebagian orang salaf yang biasanya menghidupkan malamnya dengan mengerjakan shalat, tetapi ketika itu ia malas mengerjakannya. Ketika tidur ia bermimpi didatangi oleh seseorang dan berkata kepadanya, ”Hai Fulan, dulu engkau bisa meminang. Apa yang menyebabkanmu meninggalkannya?” Ia bertanya, ”Apakah itu?” Orang itu menjawab, ”Biasanya engkau bangun untuk qiyamul lail. Ataukah engkau tidak mengetahui bahwa orang yang biasa bertahajud bila ia bangun untuk mengerjakan shalat tahajud maka para malaikat akan berkata: ’Orang yang meminang itu telah berdiri (shalat) untuk pinangannya.”

Subahanallah, Mahasuci Allah, bayangkan saudaraku, mendapatkan senyuman dari orang yang kita cintai tentu telah membuat hati ini berbunga-bunga. Lalu bagaimana perasaan kita saat mendapatkan senyuman dari Dzat Yang Menciptakan kita, Dzat Yang Maha Indah? Mulai malam ini, bangun dan dirikanlah shalat tahajud, mari berbondong-bondong kita meminang ara bidadari di surga yang tengah menunggu pinangan kita!***

Davy Bya, SH
Dikutip dari buku SEBENING MATA HATI

Tidak ada komentar: